Pesona keindahan alam Pulau Lombok yang eksotis dan keunikan budaya masyarakat Suku Sasak membuat pulau tersebut menjadi salah satu destinasi wisata favorit para pecinta travelling.
Nama Pulau Lombok yang terletak
di Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) akhir-akhir ini semakin popular di
kalangan pecinta wisata. Keindahan alamnya yang mempesona dan keunikan budaya
masyarakat Suku Sasak menjadi daya tarik utama yang memikat para wisatawan baik
dari dalam maupun manca negara. Kabar keindahan alam Pulau Lombok itulah yang
akhirnya membuat saya memilih untuk berpetualang ke pulau yang terkenal dengan
sebutan Pulau Seribu Masjid itu.
Senggigi Beach
Pesawat Lion Air yang
menerbangkan saya bersama dengan seorang teman dari Italia akhirnya mendarat
sekitar pukul 3 sore hari waktu Lombok. Setelah mencocokan jam dengan waktu
Lombok, mengingat Lombok lebih cepat satu jam dari Jakarta, kami pun berangkat
ke wilayah Senggigi tempat hotel kami berada dengan menggunakan sebuah taksi.
Senggigi merupakan salah satu
destinasi wisata yang populer di Lombok. Lokasinya yang strategis membuat
sejumlah wisatawan memilih untuk menginap di wilayah tersebut. Dari Senggigi, kita bisa pergi ke
Gili Trawangan, Gili Air dan Gili Meno dengan jarak yang lebih dekat. Pun
demikian jika kita ingin berwisata ke Lombok bagian selatan untuk menikmati
eksotika pantai-pantainya seperti Pantai Kuta dan Pantai Tanjung Aan.
Setelah menempuh perjalanan
sekitar 1 jam, kami pun tiba di Hotel Senggigi Beach Resort. Sempat terjadi
kejadian yang kurang mengenakan sesaat setelah kami melakukan check in di
hotel. Pasalnya kami baru menyadari kalau barang-barang kami masih berada di
dalam bagasi taksi, sementara taksi sudah melaju pergi.
Dalam kondisi serba panik, staf
hotel berinisiatif untuk menelepon perusahaan taksi yang membawa kami ke hotel.
Meski sempat ditentang oleh rekan seperjalanan saya dari Italia, namun akhirnya
ia setuju untuk memberikan uang pengganti bensin sekitar 30 ribu Rupiah kepada
sopir taksi yang kembali ke hotel untuk mengantarkan barang-barang kami.
Setelah menyegarkan badan dengan
siraman air dari shower yang dingin, saya bersama teman memutuskan untuk
berjalan-jalan menikmati keindahan pantai. Hotel Senggigi Beach Resort terletak
tepat di tepi Pantai Senggigi. Kebetulan cottage yang saya tempati juga berada
tepat di tepi pantai sehingga hanya diperlukan beberapa meter saja untuk
melangkahkan kaki di hamparan pasir pantai.
Pantai Senggigi memiliki pantai
yang landai dengan butiran pasir putih nan lembut. Ombak yang sore itu terlihat
sedikit ganas akibat kerasnya hembusan angin, dimanfaatkan oleh sejumlah turis
asing pecinta surfing untuk berselancar menikmati serunya ayunan gelombang. Sementara sebagian turis lainnya
memilih untuk duduk bersantai di atas pasir putih sembari menunggu datangnya
sunshet di ufuk barat cakrawala.
Kami pun tidak melewatkan
kesempatan itu untuk turut serta menikmati keindahan Pantai Senggigi. Beberapa
saat kemudian semburat kemerahan di ujung cakrawala yang dinanti pun muncul.
Pantulan sunshet yang membuncah menerangi permukaan air laut membuatnya
terlihat seperti permadani alam yang menghampar. Sungguh sebuah panorama yang
menganggumkan.
Malam harinya kami memulai
petualangan wisata kuliner dengan menikmati sejumlah makanan khas Lombok
seperti ayam taliwang dan plecing kangkung. Rasa yang pedas dan gurih membuat
saya ketagihan untuk menikmati sajian Ayam Taliwang di lain kesempatan.
Ternyata penyuka ayam taliwang dan plecing kangkung bukan hanya orang Indonesia
loh. Sejumlah turis asing juga tampak lahap menikmati sajian khas Pulau Lombok
tersebut.
Namun bagi yang ingin menikmati
sajian menu lainnya, jangan khawatir. Di sepanjang Jalan Senggigi terdapat
jejeran kafe, bar dan restauran dengan beragam varian menu yang menggoda, baik
menu nusantara maupun menu ala Eropa. Mayoritas kafe dan restauran di Senggigi
hanya beroperasi hingga pukul 12 malam saha. Lewat dari jam tersebut, kafe-kafe
dan restauran akan tutup sehingga suasana di sekitar Jalan Senggigi berubah
sepi. Meski demikian sejumlah bar masih akan terus beroperasi sampai pagi
menjelang.
Desa Wisata Sukarara
Keesokan harinya kami memulai
menjelajahi Pulau Lombok yang terkenal dengan keindahan pantai dan keunikan
budayanya. Destinasi pertama yang kami pilih untuk dikunjungi di hari pertama
ini adalah wilayah Pantai di kawasan selatan Pulau Lombok, yaitu Pantai Kuta.
Untuk pergi ke Pantai Kuta, kami
memutuskan untuk menyewa sebuah mobil dengan tarif Rp 400.000 hingga Rp 600.000 dengan durasi 8 -
10 jam lamanya. Harga tersebut sudah termasuk dengan BBM dan jasa driver yang
juga berfungsi sebagai guide atau pemandu bagi kami. Petualangan pun dimulai
sekitar pukul 8 waktu Jakarta atau 9 pagi waktu Lombok.
Karena Senggigi berada di wilayah
utara Lombok, maka kami pun harus pergi dengan cara membelah Pulau Lombok untuk
dapat mencapai kawasan Lombok Selatan. Sejumlah pedesaan dengan arsitektur
rumah yang unik membuat rekan saya terlihat sangat takjub.
Melihat antusiasme bule di
samping saya, akhirnya sang guide pun menawarkan untuk mengunjungi sebuah desa
wisata yang terkenal dengan kerajinan tenun tradisional atau songket-nya, yaitu
Desa Sukarara.
Desa Sukarara yang terletak di
Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah, NTB, merupakan sebuah desa kecil
yang yang menjadi salah satu pusat kerajinan tenun tradisional. Sebagian besar
perempuan yang ada di Desa Sukarara bekerja sebagai penenun. Saat
berjalan-jalan kami menjumpai hampir di setiap teras rumah tampak sejumlah
perempuan Suku Sasak sedang sibuk menenun.
Karena penasaran, saya pun
tergoda untuk mencoba belajar cara membuat kain tenun ala Suku Sasak. Ternyata
prosesnya sangat rumit sehingga hanya dalam waktu beberapa menit saja, saya pun
langsung menyerah.
Karena rumitnya motif dan teknik
menenun Suku Sasak membuat kain tenun yang dihasilkan memiliki kualitas yang
sangat tinggi. Tidak heran bila harganya pun lumayan terbilang mahal, yaitu
berkisar dari ratusan ribu, hingga jutaan Rupiah.
![]() |
Belajar menenun ala Suku Sasak, Lombok |
Pantai Kuta Lombok
Setelah puas menikmati keunikan
Desa Sukarara, kami pun melanjutkan perjalanan menuju destinasi tujuan utama
kami, yaitu Pantai Kuta Lombok dan Tanjung Aan.
Pantai Kuta Lombok terletak di
Desa Kuta, Lombok Tengah. Lokasinya berada sekitar 56 KM dari ibukota NTB,
Mataram. Keunikan pantai ini adalah pasir putihnya yang tampak laksana biji
merica. Karena keunikannya inilah Pantai Kuta Lombok disebut juga sebagai
Pantai Merica.
Selain keindahan alam yang
mempesona, di Pantai Kuta juga kerap diadakan upacara tradisional, yaitu
Upacara Bau Nyale. Dalam upacara ini warga setempat akan mencari cacing Nyale
di laut. Menurut legenda, dahulu kala ada seorang putri bernama Putri Mandalika.
Parasnya yang sangat cantik, membuat banyak pangeran dan pemuda yang ingin
menikahnya. Namun karena tidak dapat mengambil keputusan, ia pun memilih untuk
terjun ke dalam laut. Sebelum terjun, ia berjanji akan datang kembali sekali
dalam setahun. Rambut sang putri yang panjang kemudian berubah menjadi cacing
Nyale.
Sayangnya kenyamanan para turis
termasuk kami untuk menikmati keindahan Pantai Kuta Lombok sedikit terganggu
oleh ulah sejumlah oknum pedagang souvenir yang terkesan memaksa saat menjual
barang-barang dagangan mereka. Jika saja pihak pemda setempat atau pihak
pengelola wisata Pantai Kuta Lombok mampu mengkoordinir para pedagang souvenir
tersebut, maka sudah barang tentu para turis akan merasa lebih nyaman saat
menikmati suasana alam pantai yang menganggumkan tersebut.
Pantai Tanjung Aan
Puas menikmati keindahan Kuta
Lombok, perjalanan pun dilanjutkan untuk mengunjungi Pantai Tanjung Aan yang
lokasinya tidak terlalu jauh dari Kuta Lombok.
Saat menginjakan kaki pertama
kali di Tanjung Aan, pandangan saya langsung terhipnotis oleh panorama pantai
yang mengagumkan. Hanya satu kata yang tersirat di kepala saya saat itu: Luar
biasa!
Pantai Tanjung Aan memiliki
panorama yang spektakuler bukan saja dari keindahan pantainya, tapi juga
perbukitan yang menghiasi di sekitarnya. Deburan ombak, pasir yang memukau,
gugusan perbukitan nan hijau dan birunya laut laksana kristal bagai lukisan
alam dengan nilai estetika yang luar biasa. Tidak berlebihan rasanya jika
Pantai Tanjung Aan dikenal pula sebagai Selandia Baru-nya Indonesia. Untuk Anda
pecinta wisata pantai, Tanjung Aan sangat layak berada di daftar teratas
kunjungan Anda.
Gili Trawangan
Terpukau dengan pesona keindahan
Pantai Kuta Lombok yang eksotis tidak membuat petualangan kami untuk
menjelajahi Pulau Lombok terhenti. Destinasi di hari selanjutnya untuk
dikunjungi adalah Gili Trawangan.
Pulau pesta! Itulah sekilas
gambaran saya tentang Gili Trawangan sesaat setelah menginjakan kaki di pulau
tersebut. Gili Trawangan adalah salah satu dari 3 gugusan Pulau Gili yang
terletak di utara Pulau Lombok dan berbatasan langsung dengan Pulau Bali,
karena letaknya yang tepat berada di Selat Lombok.
Karena kendaraan bermotor
dilarang berada di Gili Trawangan, maka untuk menjangkau hotel kami yang berada
di belahan lain pulau, kami pun harus menggunakan sebuah kendaraan tradisional
yang ditarik oleh seekor kuda yang disebut Cidomo yang bertarif Rp 75.000.
Cidomo sebenarnya serupa dengan jenis kendaaraan tradisional khas Yogyakarta,
yaitu delman atau andong.
Cidomo yang kami tumpangi
berderap menyusuri jalanan Gili Trawangan membelah teriknya matahari yang
menyengat di siang itu. Sejumlah hotel, kafe dan bar tampak berjejer di
sepanjang jalan yang kami lewati. Hingar bingar musik dari sejumlah bar berpadu
dengan pengunjung yang didominasi turis asing seakan menandai kalau pulau indah
ini tak pernah sepi dari pesta. Bali-nya Lombok, demikian salah satu sebutan
untuk Gili Trawangan.
Namun bagi Anda yang menyukai
suasana yang lebih tenang, Gili Meno dan Gili Air lebih direkomendasikan untuk
dikunjungi. Gili Meno dan Gili Air menawarkan destinasi wisata pantai yang
tidak kalah mengagumkan. Suasana yang tenang dan pantai yang indah menjadikan
wilayah ini sangat cocok sebagai destinasi bagi pasangan yang hendak berbulan
madu.
Selain panorama pantainya yang
mempesona, Gili Trawangan, Gili Meno dan Gili Air juga memiliki panorama alam
bawah laut yang spektakuler. Karenanya jika Anda berkunjung ke Gili Trawangan,
sempatkan diri Anda untuk menyelami eksotika alam bawah lautnya. Scuba diving
dan snorkeling bisa menjadi pilihan untuk dapat menikmati keindahaan coral yang
mempesona, beragam ikan nan cantik dan penyu raksasa yang unik. Jadi tunggu
apalagi? Ayo berwisata ke Pulau Lombok dan jelajahi pesona keindahan alamnya!
(Eti)